Abstrak
Model strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam berkarya cipta puisi salah satu diantaranya strategi eksplorasi. Apakah puisi itu dan bagaimanakah strategi eksplorasi dalam pembelajaran apresiasi puisi di Sekolah Dasar ?.
Melelui bahasa dapat ditingkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai alat komunikasi, sasaranya dipertegas dalam Kurikulum 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia. “bahwa siswa harus mampu menuliskan pengalaman dalam bentuk puisi kemudian membacanya”. Kenyataan dilapangan pembelajaran apresiasi puisi kurang mendapat kepedulian yang sungguh-sungguh dari guru, siswa kurang mendapat arahan serta bimbingan sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan mereka belum mempunyai cara yang tepat untuk membimbing siswa dalam berkarya cipta puisi yang syarat dengan muatan unsur puisi yang bermutu. Padahal cara yang tepat dalam pembimbingan tersebut sangat penting untuk dapat memunculkan gagasan tentang :
1) Apa yang dipikirkan ;
2) Apa yang diamati ;
3) Apa yang diketahui ;
4) Apa yang dirasakan;
5) Apa yang dinginkan dan
6) Apa yang ingin diungkapkan serta bagaimana cara mengungkapkannya.
Permasalahan di atas menuntut antisipasi serta penanganan solusi yang seksama, untuk itu kiranya akan merupakan terapi yang akurasinya bisa diharapkan. Berikut ini akan diulas mengenai puisi dan strategi eksplorasi.
Puisi merupakan hasil karya tulis yang memuat kata-kata yang bersajak, berirama, kadang-kadang kiasan (Icksan, 1992). Dengan demikian dalam pemahaman suatu puisi melibatkan aspek kognitif, emotif, evaluatif, etis, dan imajinatif. Menghadapi syaratnya kondisi puisi, siswa tidak akan begitu saja berkarya cipta puisi. Kondisi seperti ini memerlukan tantangan dari kedua belah pihak yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar harus berupaya mencari cara (strategi) yang tepat dan inovatif dalam memotivasi dan melatihkan siswa, agar mempermudah kelengkapan gagasan.
Suherman dalam Kamus Pintar Bahasa Indonesia (2007 : 97-100) menyatakan bahwa “puisi adalah jenis karangan yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna. Adapun unsur-unsur puisi adalah sebagai berikut :
1. Tema, yaitu sikap penyair terhadap persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Tema ini tersirat dalam keseluruhan isi puisi.
2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terkandung dalam unsur puisi.
3. Nada, yaitu sikap syair terhadap pembacanya. Nada berkaitan erat dengan tema dan rasa. Hal ini ditunjukan dengan adanya sikap merayu, mengadu, mengkritik, dan sebagainya.
4. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya itu.
Jenis-jenis puisi berdasarkan bentuknya, antara lain :
1. Puisi yang terkait oleh aturan-aturan bait dan baris antara lain adalah pantun, syair, dan soneta juga puisi yang berbentuk : distikon, terzina, kuatrain, kuint, sektet, septima dan oktaf.
2. Puisi bebas adalah puisi yang tidak terkait oleh aturan-aturan bait, baris, maupun irama.
Jenis puisi berdasarkan zamannya, yaitu :
1. Puisi lama adalah puisi yang merupakan peninggalan sastra melayu lama. Yang tergolong puisi lama antara lain : pantun, syair, mantra, talibun, dan karmina.
2. Puisi baru lahir pada tahun dua puluhan. Menurut bentuknya puisi baru terdiri atas distichon (sajak dua seuntai), terzina (sajak tiga seuntai), quatrain (sajak empat seuntai), quint (sajak lima seuntai), sektet (sajak enam seuntai), septima (sajak tujuh seuntai), stanza (sajak delapan seuntai), dan soneta (sajak 14 seuntai).
Puisi modern mulai berkembang di Indonesia sejak jaman Jepang, atau zaman angkatan 45. Puisi medern tidak terikat dengan aturan-aturan rima, baris ataupun bait. Puisi modern adalah curahan jiwa yang lepas bebas tidak terkungkung oleh aturan apapun. Yang penting dalam puisi modern bukanlah bentuk melainkan ketajaman dan kepadatan isi yang dikandungnya.
Jenis-jenis puisi berdasarkan isinya, terdiri atas :
1. Romansa, yaitu puisi yang berisi curahan cinta.
2. Elegi, yaitu puisi berisikan cinta.
3. Ode, yaitu puisi yang berisikan sanjungan pada tokoh (pahlawan).
4. Himne, yaitu puisi yang berisikan doa dan pujian kepada tuhan.
5. Eprigram, yaitu puisi berisikan slogan, semboyan, untuk membangkitkan perjuangan atau semangat hidup.
6. Satire, yaitu puisi berisikan sindiran atau kritik.
7. Balada, yaitu puisi yang berisikan kisah atau cerita.
Strategi eksplorasi akan merupakan salah satu cara alternatif untuk mengatasinya. Eksplorasi adalah kegiatan untuk memperoleh pengalaman dan situasi baru (Depdikbud, 1991 : 254). Stategi eksplorasi yang dimaksud dalam penyusunan karya cipta puisi ini bertitik tolak dari teori Richard, bahwa untuk memenuhi unsur-unsur puisi terdiri dari lapisan makna yaitu : sense, subject matter, felling, tone, totalitas, makna, tema (Aminudin, 1991 : 150). Berdasarkan teori tersebut, maka untuk memproduksi suatu karya puisi dimulai dari penjelajahan lapisan makna, sense, subject matter, felling, tone, totalitas, makna.
Penerapan strategi eksplorasi dapat membantu siswa dalam mengembangkan gagasan untuk menciptakan suatu karya cipta puisi, sehingga siswa dapat membuat puisi yang bermutu. Implementasi strategi eksplorasi dalam pembuatan puisi memberikan pasilitas dan motivasi untuk melatih memunculkan gagasan, sehingga hasil karya puisi siswa sesuai dengan lapiasan makna sebagaimana puisi yang syarat dengan muatan nilai sastra. Strategi eksplorasi dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran apresiasi puisi produktif karena siswa menjadi “Enjoy” selama kegiatan membuat puisi.
Sumber :
· Suherman 2007. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Bandung; Epsilon Group.
· Depdiknas 2006. Kurikulum Standar Isi Jakarta.
· Ahmadi, Mukhsin 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra.
· Rusyana, Yus 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung; Gunung Larang.
Rusyana, Yus 1982. Penuntun Pengejaran Sastra di SD. Bandung; PT Pelita Masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar