Selasa, 19 April 2011

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR MELALUI STATEGI EKSPLORASI

Abstrak


Model strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sastra di Sekolah Dasar salah satu diantaranya strategi eksplorasi. Apakah pembelajaran sastra itu dan bagaimanakah strategi eksplorasi dalam pembelajaran sastra di Sekolah Dasar ?.

Pengajaran sastra di sekolah dasar dilaksanakan melalui pengajaran bahasa Indonesia dan bahasa Sunda sesuai dengan apa yang diamanatkan kurukulum 2006 ataupun kurikulum sebelumnya. Untuk merealisasikan program pembelajaran sastra di sekolah dasar khususnya dalam mencapai kopentensi dan hasil belajar sarta tujuan pembelajaran yang diisyaratkan, siswa harus banyak mengenal dan memahami sendiri karya-karya sastra serta dapat menghayatinya sehingga mereka memperoleh pengalaman sastra. Yus Rusyana dkk (1970 : 6-7) menyatakan bahwa “anak-anak sekolah dasar harus berolah pengalaman sendiri dalam mendengarkan dan membaca hasil sastra. Melalui kegiatan menghayati dan menikmati sendiri hasil karya sastra itu maka kepekaan siswa akan pengalaman yang tersimpul dalam hasil sastra dan kepekaan terhadap ketepatan  ucapan dalam hasil sastra akan terlatih.
Pelaksanaan pengajaran sastra di sekolah dasar ada kecenderungan siswa kurang diberi porsi yang sewajarnya, kurang diberi kesempatan untuk merespon dan mengeksplorasi karya sastra yang dibacanya. Kegiatan siswa merespon dan mengeksplorasi untuk mengenal menghayati dan menilai karya sastra atau beroleh pengalaman dari karya sastra yang dibacanya masih kurang.
Dalam upaya mengatasi permasalahan pembelajaran sastra di Sekolah Dasar, faktor siswa turut menentukan keberhasilan pembelajaran sastra agar siswa beroleh pengalaman belajar siswa hal-hal yang perlu mendapat perhatian diantaranya yaitu :
1)      Sastra dalam pengajaran;
2)      Hakekat dan tujuan pengajaran sastra;
3)      Siswa yang mempelajari sastra dan
4)      Kompetensi dasar yang perlu dikebangkan.
Rahmanto (1989 : 16) mengemukakan bahwa pengajaran sastra dapat membantu siswa dalam pendidikan apabila cakupanya meliputi :
a)        Membantu ketermpilan berbahasa;
b)        Meningkatkan pengetahuan budaya;
c)        Pengembangan rasa dan cipta dan;
d)       Menunjang pembentukan watak.
Pengajaran sastra pada hakekatnya adalah pengajaran apresiasi sastra, yang bertujuan untuk memperoleh pengalaman sastra. Rizanur Gani (1988 : 37) menyatakan bahwa “tujuan pengajaran sastra adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman sastra sehingga sasaran akhir dalam wujud pembinaan apresiasi sastra dapat tercapai”.
Selanjutnya Yus Rusyana menjelaskan untuk tingkat sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat pertama tujuan beroleh pengalaman harus diutamakan oleh karena itu pengajaran sastra khususnya di sekolah dasar bukan merupakan pengajaran yang mengarah kepada teori-teori sastra melainkan kepada kegiatan siswa untuk beoleh pengalaman sastra, berupa eksplorasi siswa melalui kegiatan mendengarkan kegiatan lisan sastra, membaca karya sastra, menonton pagelaran  karya sastra dan menulis sastra.
Pengajaran sastra di sekolah dasar, menekankan kepada upaya siswa lebih banyak menggauli karya-karya sastra baik melalui mendengarkan, membaca, menonton, atau menulis sastra, sehingga siswa secara langsung mengeksplorasi dan pada akhirnya mengenal, memahami, menghayati, menyenangi, serta memanfaatkan karya sastra dalam kehidupan sehari-hari.
Pengajaran disekolah-sekolah termasuk di sekolah dasar yang cenderung bersifat teoritis harus mulai ditinggalkan dan diganti dengan kegiatan langsung mengapresiasi karya sastra, maupun berekspresi secara lisan dan tulisan. Guru harus menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa menikmati karya sastra dengan ukuran yang mencerminkan kemandirian yang dilatar belakangi oleh pengalaman dan pemaknaan bacaan yang baik sehingga kekuatan dalam proses penumbuhan sikap kritis dapat melahirkan pribadi yang memiliki energi dan kemauan yang mampu menciptakan sikap hidup yang lebih membahagiakan dirinya dari orang lain, salah satu solusi pemecahan di atas adalah strategi eksploraasi.
Yus Rusyana (1982 : 12) menjelaskan bahwa “pelaku utama dalam pengajaran sastra adalah siswa. Bidang pengajaran, tujuan pengajaran pokok bahasan dan kegiatan belajar mengajar dipilih untuk memenuhi kebutuhan murid baik kebutuhan jasmaninya, rohaniah dalam hubungan pribadi, masyarakat, negara dan ketuhanan”.
Dalam pengajaran sastra harus memperhitungkan faktor-faktor siswa diantaranya :
a)        Kemampuan pribadi siswa;
b)        Kematangan;
c)        Cara belajar siswa.
Kompetensi atau kempuan dasar siswa dalam belajar siswa harus berkembang secara maksimal dengan mengembangkan kompetensi-kompetensi dasar siswa dalam belajar sastra yang meliputi kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
a)        Kemampuan mengapresiasi sastra;
b)        Kemampuan berekspresi;
c)        Kemampuan menelaah hasil sastra.
Perkembangan kompetensi dasar siswa dalam belajar sastra dapat terwujud pabila guru mampu menyajikan kondisi-kondisi belajar siswa yang mengacu kepada kegiatan langsung siswa bergaul dengan karya-karya sastra. Salah satu alternatif strategi yang dipilih adalah strategi eksplorasi.
Strategi eksplorasi akan merupakan salah satu cara alternatif untuk mengatasinya. Eksplorasi adalah kegiatan untuk memperoleh pengalaman dan situasi baru (Depdikbud, 1991 : 254). Stategi eksplorasi yang dimaksud dalam beroleh pengalaman sastra.
Penerapan strategi eksplorasi dapat membantu siswa dalam mengembangkan gagasan untuk beroleh pengalaman sastra, sehingga siswa mendapat pengalaman langsung yang bermutu. Implementasi strategi eksplorasi dalam beroleh pengalaman sastra memberikan pasilitas dan motivasi untuk melatih memunculkan gagasan, sehingga hasil dari pengalaman sastra antara lain  kemampuan mengapresiasi hasil sastra, kemampuan siswa berekspresi sastra, dan kemampuan siswa dalam menelaah hasil sastra.

Sumber       :
·         Depdiknas Prop Jabar 2006. Kurikulum Bahasa dan Sastra sunda Bandung; Dinas Pendidikan Prop Jabar.
·         Ahmadi, Mukhsin 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi  Sastra.
·         Rusyana, Yus 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung; Gunung Larang.
·         Rusyana, Yus 1982. Penuntun Pengejaran Sastra di SD. Bandung; PT Pelita Masa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar